Ia yang tiap kali marah selalu lari meninggalkan, sudah terbiasa..
punggung itu seolah mencibir merendahkan, sudah biasa
Ia berteriak lelah! seakan hati yang ini tidak merasa hal yang sama,
itupun terasa sudah biasa..
Namun
Ia yang menghindar seolah hati memang pantas mendapatkannya,
tak pernah terbiasa
Ia yang menutup pintu, seolah jiwa disini begitu salah & berdosa,
tak pernah terbiasa
untuk kesekian kali hati terusak kasar tanpa sempat ia terbela
dan kali ini entah mengapa hati diam, tiba-tiba berhenti
terlalu mencintai kopi..satu cangkir..dua cangkir...tiga cangkir..stop!
Wednesday, December 31, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
ahh le ntar juga ada balesannya!! santailahhhh
Senyum saja seperti biasa ya jagoan...===S
Post a Comment