terlalu mencintai kopi..satu cangkir..dua cangkir...tiga cangkir..stop!

Thursday, July 26, 2007

Kita pernah mengenal rasa sakit..
juga mengenal bahagia
terapung dalam sebuah masa..

lalu siapa yang bersedia mendengar cerita pahit ini ?

hehhehe Tuhan ??

mereka yang datang dan pergi...datang dan pergi lagi, lagi-lagi...
kalian hanya punggung-punggung durhaka
sebuah pengulangan yang familiar

Friday, July 06, 2007

Cukupkah satu cangkir..?

"Bule..satu cangkir kopi sudah cukup..."

Yah memang betul, satu cangkir kopi sudah cukup untuk membuat kita mengecap rasa.

Seseorang datang pda gw dan berkata:
"hai kamu..iya kamu, kamu sang grilyawan..hehe"

gw pun bertanya :
"ohh yaa..?? kamu siapa ? "

"saya pun begitu, grilyawan juga"

"Ahh kenapa kita harus sama..?"

dia malah tertawa:
"ah haa grilyawan tak pernah sama. Apa itu kebebasan menurut kamu ?""

karena tidak mengerti gw menyerah:
"Ok jelaskan pada saya"

"Mereka yang datang dari sanubari mu, mereka yang mingirim dan mendorongmu pada perbuatan yang sudah atau sedang kamu lakukan saat ini..seperti kebebasan menghirup udara, begitulah sebuah kebebasan seharusnya tercipta, bermakna dan lepas. Berarti dan dimengerti, tidak membelenggu namun tak merugi.
Integritas.. tidak semua orang memiliki dan memahaminya..

seorang grilyawan tidak pernah berbohong pada hatinya. Karena sebetulnya kita akan terus berjalan jika belum menemukan dan akan berhenti saat merasa cukup "

*********************
Jangan sangka gw ngerti, gw ga ngerti org ini ngomong apa. Gw tidak mengerti sampai akhirnya hari ini. Ketika gw menyeruput cangkir kopi ke dua gw, dan tak lama seorang teman menegur "bule satu cangkir aja udah cukup!!" satu peringatan yang masuk akal mengingat hari ini jantung gw berdebar-debar dan kepala gw terasa sakit. Gw tinggalkanlah cangkir kopi yang baru satu kali gw seruput itu. Apa yang terjadi beberapa saat kemudian ?? gw ga kuat, semakin ditahan keinganan minum kopi malah bertambah, dan gw semakin tidak konsentrasi. Akhirnya kopi itu gw minum lagi, dan apa rasanya setelah itu..? gw merasa bodoh, bodoh karena
rasa kopinya kurang nikmat akibat sudah dingin, bodoh karena merasa jadi terlalu terikat sesuatu bernama kopi, bodoh karena telah berhenti menikmati cangkir kedua padahal sudah terlanjur bikin. Huh..seharunya gw nikmati saja satu cangkir itu. Barulah berhenti untuk tidak membuat cangkir ke tiga, dengan tetap mengingat dan berusaha melakukan nasehat teman gw pada hari-hari berikutnya "satu cangkir kopi sehari, cukup!!"

Nah lalu apa pula hubungannya kopi dengan grilyawan apalagi kebebasan..?
Begini..satu kali kita berkhianat maka kita kan melakukan pengkhiantan2 berikutnya, dan buntutnya kita malah nggak jadi bahagia.

Bayangkan ini bukan kopi...
Bayangkan jika kamu sedang malakukan hal yang sangat kamu cintai dan seseorang melarangmu melakukannya demi kebaikanmu, dan seketika itu kamu berhenti. Ada masanya kamu akan merasa sedang mengkhinati perasaanmu sendiri karena meninggalkan sesuatu yang membuat hatimu senang dan itu membuatmu tidak bahagia, karena itu kamu memutuskan untuk melakukannya lagi, tapi itu justru membuatmu merasa lemah karena sudah mengkhianti komitmen mu, dan yg selanjutnya terjadi kamu malah jadi tidak menikmatinya, padahal hal tersebut sebelumnya membuatmu bahagia...akhirnya kamu merasa tidak berguna..hehehe panjang yaa...


Dari sekian banyak yang diungkapkan sang grilyawan, gw cuma baru bisa menangkap satu kesimpulan "Integritas dan kesetiaan justru salah satu unsur yang membuat kita merasa bebas"

kesetiaan terhadap diri sendiri membuat kita utuh ya..ya..yaa. Lalu sejauh apa kita mampu setia pada diri sendiri ???