terlalu mencintai kopi..satu cangkir..dua cangkir...tiga cangkir..stop!

Monday, December 17, 2007

Manusia Kecil dan Irama Rintik Hujan

Manusia kecil melangkah menuju pangkuan ibunya, sesaat kemudian ia bertanya "mama.. apakah para malaikat bisa bernyanyi ?" sang ibu hanya diam sambil menatap lekat-lekat anak perempuannya. Manusia kecil beranjak pergi menuju kolong meja, tempat ia biasanya berdiam diri memandangi pola-pola taplak meja yang berwarna-warni, sebuah dunia kecil yang tak mampu dimengerti oleh yang lain. Sebentar ia mengintip dari sela-sela kaki meja, melihat ibu sudah sibuk dengan pekerjaannya. Manusia kecil mengambil sapu tangan biru yang ia pungut di tengah jalan kemarin sore, ia mengikatkan sapu tangan itu kebelakang kepala hingga menutupi mata, seketika gelap memenuhi pandangannya. Kemudian ia merangkak keluar pelan-pelan karena tak mampu melihat apapun.

Manusia kecil berdiri dan diam untuk beberapa saat. Tak lama kemudian ia bergumam.. "aku akan menuju halaman tanpa mata". Manusia kecil berjalan tenang tanpa tahu arah yang benar, ia biarkan sentuhan angin sore yang lebut menari dikulitnya, beraneka suara lalu lalang ditelinga. Manusia kecil tak menebak-nebak apa yang terjadi diluar sana, ia hanya membiarkan bunyi dan angin membawanya. Ia tidak berjalan cepat, tidak juga lambat, namun tak satu pun benda yang menyentuh tubuhnya..

ia hanya terbawa dan membiarkan dirinya percaya... ia hanya percaya dan membiarkan dirinya tetap terbawa.

Namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya..sayup-sayup ia mendengar paduan nada yang mengalun bergantian..rapi dan berirama. Ia begitu menyukai irama itu, seperti sebuah nyanyian ceria yang mengirim berita gembira..sungguh bersahabat. "Malaikat bernyanyi.." begitu gumamnya penuh ketertarikan. Walaupun sempat ragu akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Manusia kecil berjalan terus mengikuti irama yang menyapa telinga. Kini udara mulai bertambah dingin, namun ia tidak juga membuka penutup matanya..berusaha menahan rasa ingin tahu yang sebetulnya sudah mendesak ingin dipenuh. Sebentar kemudian ia terlonjat kaget.. setetes demi setes air menyentuh kulitnya. "basah!!" gumamnya dalam hati, namun kakinya tetap melangkah seolah tak ingin berhenti. Manusia kecil terus mengikuti irama yang membawa langkahnya, tak perduli titik-titik air itu kini membasahi seluruh tubuhnya.. Ia semakin bersemangat !!

hingga..manusia kecil menghentikan langkahnya, ia terdiam karena rasa ringan yang membalut sekujur tubuhnya. Entahlah apa itu, yang jelas ia menyukai rasa itu, perasaan bebas lepas.."aku terbang!!" pekiknya dalam hati. Dan akhirnya ia yakin sudah saatnya melepas sapu tangan yang dari tadi menutup matanya, perlahan ia mengusap mata dan melihat kesekeliling..

Manusia kecil terkesima...

Ia tidak menyangka sudah berjalan cukup jauh dari rumah tanpa mata.. Dan merasa hal lain menyentuh seluruh indranya kala itu.... "keindahan" . Ia benar-benar belum pernah melihat kebun belakang rumahnya seindah sore itu. Lama ia terdiam dan meresapi semua yang dilihatnya, gundukan tanah itu, tanaman pakis, mawar dan banyak lagi milik ibu..semua tampak ramah bersahabat. Ia mencium bau tanah bercampur sedikit wangi pandan yang daunnya dipenuhi titik-titik air hujan.."huemmm bau yang hangat".

Ia tersenyum...


saat itu, untuk pertama kalinya manusia kecil belajar tentang kepercayaan
"kepercayaan bisa membawanya terbang...kemanapun ia mau"
asalkan ia tetap percaya..

dan sebuah awal dari kecintaaannya pada rintik hujan.. sejak saat itu [sampai detik ini] ia selalu percaya, bahwa..
"ketika hujan..., malikat turun kebumi"



1 comment:

Anonymous said...

cieeee..kamu lagi bikin cerita buat pixar ya?? karakter nya tikus warna biru lagi ga?